
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Kimia Fisika
Ujian Tengah Semester II tahun ajaran 2015/2016
Oleh:
NAMA : Maulina Rizka Rakhmawati
NIM :D1A151105
Partner
:
NAMA/NIM
: Desy Permata/D1A151101
NAMA/NIM
: Fadia Qisthina A/D1A151193

UNIVERSITAS
AL GHIFARI BANDUNG
FAKULTAS
MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN
FARMASI
JL.Cisaranten
Kulon no 140 Soekarno-Hatta Bandung
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Alloh SWT, karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia Dasar ini sebagai salah satu syarat untuk
Ujian Tengah Semester. Diharapkan
laporan ini dapat membantu penulis untuk dapat memahami tentang teori kimia
dasar yang didapatkan di kelas dan dapat mengaplikasikannya dalam praktikum
kali ini.
Akhirnya
dengan segala kerendahan hati izinkan penulis untuk sedikit mengucapkan rasa
terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya untuk para pihak yang
telah menbantu penulis dalam menyelesaikan Praktikum Kimia Dasar ini.
Bandung,
Agustus 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Percobaan
I : tetapan kalorimeter
Bab I
1.1.Prinsip
percobaan
1.2.Tujuan
percobaan
Bab II
2.1. Teori penunjang
Bab III
3.1
Alat – alat percobaan
3.2
Bahan percobaan
3.3
Cara Kerja percobaan
Bab IV
4.1. Pembahasan
Bab V
5.1 Kesimpulan
5.2 Daftar
Pustaka
BAB I
1.1 TUJUAN PERCOBAAN
1.
mengetahui sifat kalorimeter
2.
menentukan tetapan kalorimeter sebagai dasar percobaan-percobaan yang lain
BAB
II
2.1 TEORI
PENUNJANG
Kalor
merupakan salah satu bentuk energi, maka kalor merupakan besaran fisika yang
memiliki satuan. Kalor tidak dapat terlihat oleh mata, tetapi pengaruhnya dapat
kita rasakan atau kita ketahui. Pengukuran-pengukuran kalor sangat berkaitan
dengan kalor jenis zat. Pengukuran kalor menggunakan alat yang dinamakan
kalorimeter.
Alat
yang digunakan untuk menentukan atau mengukur kalor adalah kalorimeter. Ada
pula yang menyatakan kalorimeter adalah alat untuk menentukan kalor jenis dari
suatu zat. Kalorimeter teerdiri dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya
sudah diketahui.
Pada
praktikum yang telah dilakukan, kalorimeter dan pengaduk ditimbang terlebih
dahulu, kemudian diisi dengan air. Setelah itu, alat tersebut diletakkan
dibejana, dan diukur suhu awalnya. Lalu, masukkan benda yang telah dipanaskan
terlebih dahulu dan tutup kalorimeter dengan rapat. Aduk perlahan-lahan maka
suhu akan naik dan kemudian turun lagi. Ini untuk menentukan kalor jenis bahan.
Sedangkan untuk menentukan kalor lebur es, bahan yang dipanaskan tadi diganti
dengan es.
Sebagaimana
diketahui bahwa kalorimeter adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur
kalor. Dengan kalorimeter kita dapat mengukur kalor jenis suatu zat. Dan dengan
kalorimeter kita dapat mengetahui bahwa adanya kalor dapat mengubah wujud zat.
Sedangkan aplikasi penggunaan kalorimeter dalam kehidupan sehari-hari misalnya
setrika listrik, rice cooker dan lain-lain. Dimana alat-alat tersebut mempunyai
prinsip kerja yaitu energi listrik diubah menjadi kalor, seperti pada
kalorimeter.
BAB III
3.1. ALAT PERCOBAAN
1. Kalorimeter,pengaduk,dan bahan isolasi.
2. Termometer (0-50ºC,kesalahan -+ 0,1ºC)
3. Gelas ukur (50ml,kesalahan -= b0,1 ml)
4. gelas piala
5. pembakar gas atau sumber panas listrik
3.2 Bahan
·
Aquadest /air
3.3 Prosedur percobaan
·
Sediakan alat calorimeter yang
sudah di rangkai
·
Ukur 50 ml air dengan gelas
ukur. Masukkan ke dalam kalorimeter,aduk dan catat suhu air dalam calorimeter
setiap 30 detik hingga menit ke-4
·
Tepat pada menit ke-4,
masukkan air panas yang suhu telah diketahui (minimum 350C, tetapi
tidak lebih dari 450C ) sebanyak 50 ml
·
Catat suhu air ke dalam
campuran calorimeter tiap 30 detik dengan tidak lupa mengaduknya, sampai menit
ke-8
·
Buat kurva hubungan antara
waktu dan suhu untuk memperoleh suhu maksimum yang tetap.
BAB IV
PEMBAHASAN
Sebelum Pencampuran air panas
|
Setelah pencampuran air panas
|
||
Waktu (menit)
|
Suhu (oC)
|
Untuk air panas 40oC
|
|
Waktu (menit)
|
Suhu (oC)
|
||
0
|
28
|
4,5
|
41
|
0,5
|
28
|
5
|
47
|
1
|
28,5
|
5,5
|
47
|
1,5
|
28
|
6
|
46
|
2
|
28
|
6,5
|
45
|
2,5
|
28
|
7
|
45
|
3
|
28,5
|
7,5
|
45
|
3,5
|
28,5
|
8
|
44
|
4
|
28,5
|
4.1 Tabel pengamatan
4.2 Grafik
Suhu
Waktu

4.3 Perhitungan
Diketahui
: T air dingin = 28,50C
, air = 0,9963 g/ml,
T air panas = 400C , Vair dingin = 50 ml
T pencampuran = 410C , Vair
panas = 50 ml
Penyelesaian :
1. ΔT kalor lepas air panas
= T air pencampuran – T air panas
= 410C - 400C = 10C
2. ΔT kalor diterima air dingin
= T air pencampuran - T air
dingin
= 410C - 28,50C = 12,50C
3. Kalor
yang dilepas air panas :
m = air . V
= 0,9957
g/mL . 50 ml = 49,785 g
Q = m . c . ∆T
= 49,785 g . 4,18 J/g oC . 10C
= 208,4 J
4. Kalor
yang dilepas air dingin :
Q = m . c . ∆T
= 49,785 g . 4,18
J/g oC . 12,50C
= 2601,2 J
4.4 Pembahasan teori
Kalor adalah energi dalam yang dipindahkan dari benda bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah ketika kedua benda disentuhkan (dicampur).
Sedangkan energi dalam menyatakan total energi, yaitu jumlah energi kinetik dan
energi potensial, yang dmiliki oleh seluruh molekul-molekul yang terdapat dalam
benda.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
perubahan panas disebut dengan kalorimeter. Setiap kalorimeter mempunyai
sifat khas dalam mengukur panas. Ini terjadi karena kalorimeter
tersebut terbuat dari berbagai jenis
seperti gelas, polietena dan logam sehingga mempunyai kemampuan
menyerap panas yang berbeda.
Prinsip dari kalorimeter adalah memanfaatkan perubahan fase
dari sifat fisik suatu zat untuk membandingkan kapasitas penerimaan kalor dari
zat-zat yang berbeda. Prinsip
pengukuran pada percobaan ini disebut kalorimetri. Alat pengukur kalor jenis
zat berdasarkan prinsip kalorimetri disebut kalorimeter.
Kelemahan kalorimeter adalah dapat menerima panas. Karena itu
kalorimeter harus dikalibrasi menggunakan tetapan yang disebut tetapan
kalorimeter. Dengan menggunakan tetapan kalorimeter ini dapat diukur besarnya
kalor yang diserap oleh kalorimeter sehingga perubahan kalor dalam reaksi dapat
diukur secara keseluruhan.
Sifat-sifat kalorimeter adalah menjaga suhu suatu zat dan
tidak terpengaruh oleh lingkungan, sifatnya dalam proses adalah secara
adiabatik yaitu tidak ada energi
yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter. Berdasarkan azas Black
yaitu kalor yang diterima oleh kalorimeter sama dengan kalor yang diberikan
oleh zat yang dicari kalor jenisnya.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat setelah
melakukan praktikum ini, antara lain :
1. Semakin
mudah bahan mengahantarkan panas, maka kalor jenis bahan tersebut semakin
besar.
2. Perbandingan
kalor jenis dengan tiga bahan berbeda hasilnya konstan, kecuali pada tembaga
yang selisihnya cenderung besar pada percobaan pertama dan kedua.
3. Hampir
semua suhu akhir baik pada percobaan menentukan kalor jenis maupun kalor lebur
menghasilkan hampir setengah dari suhu awal.
DAFTAR PUSTAKA
Modul
praktikum kimia fisika oleh Kusdi Hartono, S.Si Universitas Al-ghifari Bandung
Purwandari,
Endhah. 2013. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember : Universitas Jember.
Purwoko
dan Fendi. 2007. Fisika SMA / MA Kelas X. Jakarta : Yudhistira.
Sunaryono
dan Ahmad Taufiq. 2010. Super Tips dan Trik Fisika SMA. Jakarta : KAWAHmedia.
Wahyuni,
Sri. 2010. Modul Termodinamika FKIP Universitas Jember. Jember : Universitas
Jember
Tidak ada komentar:
Posting Komentar